Peringati Hari Lahan Basah Sedunia Bersama 5 Peserta GEMILANG Di Desa Rambaian, Indragiri Hilir

Riau, 17 Januari 2023. Setiap tanggal 2 Februari berbagai negara di seluruh dunia termasuk Indonesia bersama-sama memperingati momentum Hari Lahan Basah Sedunia atau World Wetlands Day. Bagaikan denyut nadi manusia yang penting, ekosistem lahan basah juga memiliki peran yang sangat penting dalam kelangsungan kehidupan di dunia.

Proyek SMPEI-GEF 5 bersama dengan Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (Ditjen PPKL-KLHK) mengajak 5 orang Generasi Gemilang untuk belajar tentang ekosistem gambut pada tanggal 13-16 Februari 2023 sebagai aksi memperingati Hari Lahan Basah Sedunia.

Dari sisi ekologis, lahan basah baik gambut, mangrove dan juga rawa memiliki kemampuan dalam menyimpan karbon dalam jumlah banyak yang dapat mendukung dalam capaian SDGs 13 yakni “Penanganan Perubahan Iklim”.

Indonesia memiliki luas lahan gambut ke-4 terbesar di dunia setelah Brazil dengan luas dalam KHG tercatat sebesar (24.667.804 ha). Apabila lahan gambut yang luas ini tidak betul-betul dilindungi dan dikelola secara berkelanjutan maka akan memunculkan dampak dan kerugian yang lebih besar.

Hari Lahan Basah Sedunia ini menjadi penting diperingati sebagai upaya meningkatkan kesadaran global mengenai peran penting lahan basah khususnya gambut, bagi manusia dan bumi.

Peserta Gemilang (Gerakan Masyarakat Cinta Lingkungan) merupakan 5 konten kreator terbaik dari generasi muda yang dipilih dari pendaftaran relawan Gemilang Ditjen PPKL. Kelima peserta yang mendapatkan kesempatan mengikuti kegiatan aksi belajar ekosistem gambut di Desa Rambian, Indragiri Hilir, Riau adalah Risaldi Wajo (Makassar), Yusril Rafiqzal (Ternate), Yogi Saputra (Lampung), Indah Wulandini (Yogyakarta), dan D’ajeng Assyura (Surabaya).

Antusias mereka sangat tinggi dalam mengenal tentang apa itu ekosistem gambut. Untuk menjawab tingginya antusias dan rasa penasaran dari generasi muda tersebut, Kepala Desa dan Kelompok TK-PPEG Desa Rambaian mengajak mereka mengunjungi lokasi kegiatan proyek SMPEI.

“Hal pertama yang membuat saya kaget berada di daerah ini adalah air yang berwarna cokelat kegelapan seperti soft drink, dan inilah awal dari keseruan saya dimulai. Selain itu, saya mulai paham bahwa ada bangunan bernama sekat kanal yang dibangun untuk menjaga kelembaban tanah gambut dan mencegah terjadinya kebakaran di lahan gambut” penjelasan Indah.

“Dari kegiatan ini, saya tahu bahwa masyarakat Desa Rambaian mendapatkan banyak manfaat dari demplot pertanian yang ditanamai dengan 3 jenis tanaman generasi. Saya juga mengunjungi lokasi budidaya ikan dan lebah dari Proyek SMPEI. Jagalah ekosistem gambut kita, karena kalau bukan kita, siapa lagi” penjelasan Risaldi

Dalam aksi kegiatan ini, konten kreator mendapatkan banyak pengalaman yang betul-betul baru mengenai ekosistem gambut. Pembelajaran yang mereka dapatkan dari Desa Rambaian akan menjadi bekal penting di dalam upaya mengenalkan pada dunia luas tentang betapa pentingnya untuk tahu, peduli, hingga mampu melindungi gambut.

Saatnya pulihkan ekosistem lahan basah
Ayo peduli dan kelola gambut secara bijak,

Penulis: Heni Puji Astuti
Editor: SPM Budisusanti

en_USEnglish