DI TENGAH PANDEMI COVID-19, GAPKI BERSEPAKAT DENGAN KLHK UNTUK MENINGKATKAN KINERJA PEMULIHAN EKOSISTEM GAMBUT DI PERKEBUNAN GUNA MENCEGAH TERJADINYA KARHUTLA
Jakarta, 12 Mei 2020, KLHK bersama GAPKI baru saja menyelesaikan pembahasan strategi pencegahan kebakaran hutan dan lahan (KARHUTLA) terutama di lahan gambut di areal konsesi perkebunan. Ketua Umum GAPKI, Joko Suspriyanto, Eddy Martono selaku Ketua Bidang Agraria dan Tata Ruang GAPKI serta seluruh GAPKI dari Provinsi yang memiliki areal gambut hadir dalam pertemuan tersebut.
Dalam pertemuan tersebut M.R. Karliansyah, Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL), menyampaikan apresiasi atas kerjasama GAPKI yang telah bersinergi dalam pencegahan penyebaran Covid-19 serta telah memberikan bantuan kemanusian berupa sabun, desinfektan dan minyak goreng dan KLHK telah menyalurkan bantuan tersebut kepada yang berhak mendapatkan. M.R. Karliansyah juga memberikan apresiasi kepada 212 perusahaan perkebunan yang telah berkomitmen melakukan pemulihan ekosistem gambut dengan secara konsiten menjaga tata kelola airnya memenuhi 40 centimeter di bawah permukaan tanah. Dirjen PPKL pada kesempatan ini juga meminta bantuan Ketua Umum dan seluruh jajaran GAPKI dapat mendorong perusahaan perkebunan yang sampai sekarang belum menyampaikan dokumen rencana pemulihan ekosistem gambut atau belum melakukan pemulihan ekosistem gambut pada areal konsesinya.
Perbaikan tata kelola air di lahan gambut di areal konsesi perkebunan sangat berperan dalam mencegah potensi kebakaran hutan dan lahan serta menghadapi potensi musim kering yang diprediksikan oleh BMKG akan terjadi pada bulan Juli sampai dengan Agustus mendatang. Pelaksanaan pencegahan tetap lebih baik dari pada penanggulangan kebakaran hutan dan lahan yang terlanjur terjadi. Direktorat Jenderal PPKL yang bertugas melakukan pembinaan, mengajak GAPKI bersama-sama melakukan pembinaan kepada pemegang konsesi perkebunan untuk melakukan perbaikan-perbaikan tata kelola gambut di areal konsesinya.
Menanggapi hal tersebut, Ketua GAPKI, Joko Suprianto, menyatakan sependapat dengan apa yang disampaikan oleh M.R. Karliansyah tersebut dan akan mendorong seluruh anggotanya untuk segera melakukan pemulihan Ekosistem Gambut dan menyusun dokumen perencanaan pemulihan ekosistem gambut. Dengan melaksanakan pemulihan ekosistem gambut maka perusahaan termonitor dan terkontrol oleh pemerintah, dengan mudah dapat diketahui pada lolaksi mana potensi terjadi kebakaran hutan dan lahan sehingga dapat dilakukan antisipasi pencegahannya. Eddy Martono meminta kepada M.R. Kariansyah, agar KLHK memberitahukan apabila dengan overlay database SiMATAG-0.4m dan peta hotspot dapat diketahui adanya titik panas(hotspot) di lokasi konsesi perkebunan sehingga dapat dilakukan penanggulangan dengan cepat.
Selanjutnya Ketua GAPKI mengusulkan adanya pertemuan sosialisasi dan pembinaan kepada perkebunan tentang tata kelola gambut, serta meminta daftar perusahaan perkebunan yang belum mempunyai dokumen rencana pemulihan ekosistem gambut sehingga GAPKI dapat mendorong perusahaan tersebut segera menyusun dokumen rencana pemulihan ekosistem gambut. Hal ini disepakati bahwa daftar akan disampaikan segera kepada GAPKI dan pembinaan akan dilaksanakan setelah lebaran.